Jalan Payakumbuh-Lintau Semakin Hancur, Warga Minta Hentikan Operasional Truk Bertonase Besar

Jalan Payakumbuh-Lintau Semakin Hancur, Warga Minta Hentikan Operasional Truk Bertonase Besar
 

Limapuluh Kota,Suaraperjuangan.id
Dulu bagus dan mulus, enak untuk dilintasi. Tetapi, kini sejak dua tahun terakhir ini, malah banyak yang berlubang dan bergelombang. Begitulah kondisi akses jalan Payakumbuh-Lintau yang membentang di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.

Jalan penghubung antara Kabupaten Limapuluh Kota dengan Kabupaten Tanah Datar itu, kini malah semakin hancur. Berlubang dalam dan bergelombang-gelombang sehingga pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor harus ekstra hati-hati melintasi jalan di sepanjang lereng Gunuang Sago tersebut.

“Sekarang, kondisi jalan malah semakin parah. Berlobang, bergelombang dan sangat berbahaya apabila dilintasi oleh anak cucu kita Lareh Sago Halaban ini, terutama yang mengendarai sepeda motor” terang N Datuak Mangkuto tokoh masyarakat Lareh Sago Halaban pada Jumat (19/6) siang.

Menurut pengurus LKAAM Limapuluh Kota itu, hancurnya akses penghubung ke kampung halamannya tersebut, tak lain disebabkan oleh truk-truk bertonase tinggi pengangkut batu pecah yang beroperasi setiap harinya.

“Sejak truk-truk bertonase tinggi ini beroperasi, jalan jadi hancur. Ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir ini,” terang N Datuak Mangkuto.

Kemudian, kata pensiunan pamong senior Kota Payakumbuh itu, ada puluhan bahkan ratusan truk-truk bolak-balik dengan muatan hingga puluhan ton melindas jalan utama Lareh Sago Halaban tersebut.

“Jalan Payakumbuh-Lintau, bukan akses bagi truk-truk tersebut. Ada puluhan truk bertonase tinggi ini yang melintas setiap harinya. Ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,” tegasnya.

Putra Sitanang itu menerangkan, truk-truk yang melintas itu, mengangkut batu pecah dari kawasan pertambangan batu yang ada di Kecamatan Lareh Sago Halaban.

“Kalau soal tambang tidak masalah, silahkan beroperasi. Tetapi, jangan mengangkut batu hasil tambang dengan truk bertonase tinggi. Bagusnya dengan truk yang sesuai dengan kelas jalan. Karena itu, kami minta agar truk-truk bertonase tinggi tidak beroperasi lagi,” ucapnya.

Terkait itu, N Datuak Mangkuto akan membawa persoalan tersebut dengan mengumpulkan seluruh Wali Nagari di Lareh Sago Halaban, niniak mamak lainnya serta seluruh unsur untuk menghentikan operasional truk-truk bertonase tinggi tersebut.

Sebelumnya, tokoh masyarakat Lareh Sago Halaban Rotman Ucok Silitonga turut prihatin dengan kondisi jalan kampung halamannya yang babak belur dihantam truk bertonase tinggi. Menurut Ketua LSM Lidik Krimsus Payakumbuh/50 Kota itu, jalan Payakumbuh-Lintau merupakan jalan kelas III atau jalan kolektor.

Berdasarkan Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, jalan tersebut hanya boleh dilewati oleh kendaraan bermuatan maksimal 8 ton per sumbunya.

“Artinya, kendaraan yang boleh melintas adalah kendaraan dengan muatan maksimal 24 ton. Tetapi, kondisi dilapangan kendaraan yang melintas bermuatan sampai 40 ton terutama truk pengangkut batu pecah. Ini yang penyebab rusaknya jalan, muatan truk melebisi tonase. Dan Jalan Payakumbuh-Lintau ini, bukan lintasan bagi truk-truk yang masih hilir mudik sampai hari ini,” tegas Ucok beberapa waktu lalu.

Selain menimbulkan debu hingga mengelupasnya aspal dan bergelombangnya jalan, akses Payakumbuh-Lintau tersebut sangat rawan terhadap kecelakaan. Kemudian, Ketua LSM Lidik Krimsus Payakumbuh/50 Kota itu menilai, ada pembiaran oleh penegak hukum terhadap operasional kendaraan melebihi tonase tersebut.

“Sesuai dengan Undang-Undang Lalulintas, pelanggaran ini ada unsur pidana, kurungan dan denda. Ini sudah terjadi sejak dua tahun ini,” terangnya Ucok lagi. Karena itu, Ketua LSM Lidik Krimsus tersebut berharap agar penegak hukum serta Pemprov Sumbar untuk serius menghentikan hilir-mudiknya truk melebihi tonase tersebut.

Sedangkan, Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Barat yang merupakan pengelola dari akses jalan Payakumbuh-Lintau itu, belum memberikan keterangan resmi terkait rusaknya jalan tersebut. (Red)

Posting Komentar

0 Komentar