Belawan,Suaraperjuangan.id - Persoalan pembangunan Jembatan Titi Dua di Kelurahan Sicanang Belawan Kecamatan Medan Belawan seakan tiada pernah tuntas, walaupun jembatan yang menjadi akses jalan masuk dan keluar bagi kurang lebih 13000 warga Sicanang itu telah 3 kali mengalami perbaikan hingga menelan puluhan milyar rupiah.
Kini keberadaan Jembatan Titi Dua di Kelurahan Sicanang yang tampak darurat itu kembali terancam roboh. Pasalnya, selain besi fondasi terus terendam air laut, pagar – pagar bangunan jembatan saat ini rusak dan keropos.
Padahal, infrastruktur itu merupakan satu-satunya akses jalur perekonomian bagi warga Sicanang yang umumnya berprofesi sebagai buruh pabrik, buruh pelabuhan dan nelayan.
Praktisi Hukum Medan Utara, Rion Aritonang SH ketika diminta komentarnya, Selasa (25/1/2022) mengatakan, Pemerintah Kota Medan sudah selayaknya segera memperhatikan kondisi jembatan yang memang darurat/sementara itu.
“Sudah selayaknya Pemerintah untuk segera memberikan perhatian serius kepada perbaikan dan pembangunan jembatan titi dua Sicanang, sebab pembangunan jembatan baru sebagai pengganti yang lama itu sudah bertahun-tahun tak kunjung siap bahkan pembangunannya terlantar,” sebut Rion warga Medan Utara kepada awak media.
Oleh sebab itu, tambah Rion, Wali Kota Medan Bobby Nasution harus mengantisipasi kondisi jembatan ini demi mencegah jatuhnya korban jiwa jika jembatan tiba-tiba roboh.
“Disana juga banyak truk-truk bertonase berat yang melintas di jembatan sementara itu sehingga membuat kondisi lantai jembatan semakin terancam dan roboh sudah sewajarnya prioritas perawatan jembatan dilakukan secepatnya,” ungkap Rion.
Ucap Rion lebih lanjut, bila perlu pihak KPK untuk agar turun untuk mengaudit anggaran perbaikan yang mencapai puluhan milyar rupiah untuk pembagunan jembatan baru itu namun hasilnya keberadaan jembatan itu seperti yang kita lihat sekarang ini. Pungkasnya.
Sekedar mengingatkan kembali, Jembatan Sicanang sudah tiga kali roboh sejak pertama kali mulai diperbaiki oleh Pemko Medan. Bahkan, jembatan tersebut sempat mangkrak selama lima bulan, pasca ambruk terakhir kali 2018 lalu.
Anggaran pembangunan jembatan bersumber dari APBD Medan ini bervariasi dan berubah-ubah setiap tahunnya. Namun, kualitasnya tetap sama dan kembali roboh.
Jembatan Sicanang Belawan pertama kali dikerjakan pada Oktober 2017 oleh PT Jaya Utama, dengan pimpinan proyek Roro Susilawati dengan anggaran Rp. 8 miliar lebih.
Namun, belum selesai dikerjakan. ternyata pada 6 Oktober 2017 jembatan tersebut roboh. Setelah terhenti beberapa bulan maka pembangunan dilanjutkan, dengan tender ulang dan dikerjakan PT Pilaren.
Akan tetapi kontraktornya merupakan orang yang sama dengan perusahaan sebelumnya. lantas pada 29 agustus 2018 jembatan amblas lagi, dan dianggap Human Error bukan faktor alam.
Usai longsor kembali diatasi, pekerjaan kembali diteruskan, kontraktor yang mengerjakan dengan nama berbeda yakni PT Jaya Sukses Prima, dengan anggaran kurang lebih Rp. 13,6 miliar.
Namun oknum kontraktornya ternyata sama, yaitu Roro Susilawati. Dan pada 20 Oktober 2018, jembatan Sicanang II kembali roboh untuk ketiga kalinya. (Rn)
0 Komentar