Dua Perkumpulan Masyarakat Pelindung Orangutan Tapanuli Terbentuk

Medan,Suaraperjuangan.id - Sebanyak 31 anggota masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan telah sepakat untuk mendirikan dua perkumpulan yang masing-masing diberi nama Dongan Ni Mawas. 

Pendirian perkumpulan ini disepakati dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan di kantor Camat Sipirok Minggu, (26/6/2022). Karena mereka terdiri dari 2 kelompok, maka diberi nama DONGAN NI MAWAS BARAT, dan DONGAN NI MAWAS TIMUR.

DONGAN NI MAWAS BARAT terdiri dari anggota masyarakat dari berberapa desa di Kecamatan Angkola Timur, dan Kecamatan Marancar. Para anggota perkumpulan ini akan membantu berbagai upaya penyelamatan orangutan Tapanuli di bagian blok hutan bagian barat Lanskap Ekosistem Batang Toru yang juga dikenal sebagai Metapopulasi Batang Toru Barat. Komunitas ini beranggotakan 14 orang. Terpilih sebagai ketua Rosin Sunaryo, Sekretaris Wandina Imani Harahap, Bendahara Putri Amaliyah Hidayat Nasution.

Sedangkan DONGAN NI MAWAS TIMUR terdiri dari masyarakat dari kecamatan Sipirok dan Kecamatan Arse. Perkumpulan ini akan turut membantu upaya pemerintah dalam penyelamatan orangutan Tapanuli di bagian Blok Timur yang dikenal dengan nama Metapopulasi Batang Toru Timur.

Kedua kelompok masyarakat ini sepakat untuk membentuk perkumpulan tersebut dalam rangka membantu mendukung program pemerintah dalam penyelamatan orangutan Tapanuli yang lebih dikenal namanya di Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai MAWAS. 

Selain kekhawatiran mengenai poulasi orangutan Tapanuli yang semakin sedikit, mereka juga menginginkan agar hutan tropis di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dijaga untuk mencegah terjadinya bencana alam.

Seperti diketahui, di daerah Metapopulasi Batang Toru Barat terdapat Kawasan Konservasi Cagar Alam Dolok Sipirok yang merupakan habitat orangutan tapanuli, Sedangkan di Metapopulasi Blok Barat terdapat 2 Kawasan Konservasi yang merupakan habitat orangutan Tapanuli yaiktu Dolok Lubukraya dan Dolok Sibual-buali.

Acara pembentukan dua perkumpulan masyarakat ini difasilitasi oleh Yayasan Scorpion Indonesia. Kegiatan diisi dengan pencerahan oleh Refdi Azmi,SH dari Balai Besar KSDA Sumut SKW V Sipirok. Refdi memberikan pengenalan tentang spesies orangutan Tapanuli dan memberikan arahan-arahan perihal mitigasi konflik antara manusia dengan orangutan Tapanuli. Ketua komunitas peraih Kalpataru penyelamat lingkungan--HATABOSI, Erwin Pasaribu, juga hadir sebagai narasumber. 

Dulu, orangutan Tapanuli dianggap sebagai orangutan Sumatera tetapi pada tahun 2017 diketahui bahwa orangutan yang ada di wilayah Tapanuli adalah berbeda dengan orangutan Sumatera yang berada di wilayah bagian utara pulau Sumatera. Jadi di pulau Sumatera terdapat dua spesies orangutan yaitu orangutan Sumatera dan orangutan Tapanuli.(Jal)


Posting Komentar

0 Komentar