Payakumbuh,Suaraperjuangan.id --- Upaya restoratif justice terkait polemik antara Wakil Walikota Erwin Yunaz dan DJ beberapa waktu lalu, sepertinya semakin jauh dari kesepakatan damai, disaat masing-masing pihak terus mengedepankan ego sentris.
DJ sebagai terlapor di satu sisi, sekaligus juga sebagai pelapor disisi lainnya, pada prinsipnya sudah bersedia memberi maaf dan membuka hati untuk mengakhiri polemik dan tidak lagi memperpanjang masalah, menurut dia hal ini adalah konflik biasa saja (ecek-ecek) dan umum terjadi.
“Kalau kita flasback, dalam pernyataan saya sebelumnya pada media, saya mengatakan akan melaporkan Erwin ini pada hari Senin depan, jika sampai hari Jumat ini dia tidak segera mengklarifikasi ke saya terkait isyu yang dibuatnya. Namun lucunya malah dia yang duluan, melaporkan saya telah mencemari nama baiknya persis dua hari sebelum saya melaporkan dirinya," ungkap DJ kepada media, Kamis malam (11/08).
Selanjutnya, menurut DJ sebagai warga negara kita punya kedudukan yang sama dimata hukum, laporannya tentang Wakil Walikota ini adalah dalam upaya membela diri, sekaligus membela kehormatan keluarganya atas fitnah yang diduga telah di hembuskan oleh Erwin.
“Secara pemerintahan, dia kan Wakil Walikota, saya ini kan warganya, dan saya masih ber KTP Kota Payakumbuh loh. Tapi ironisnya kok dia sepertinya sangat berhasrat sekali untuk berpekara dengan warganya sendiri, itu yang patut dipertanyakan, ada apa dengannya?, untuk level seorang wakil kepala daerah kenapa dia tega melakukan hal ini kepada warganya?,” ungkap DJ.
Untuk mencapai restoratif peristiwa saling lapor ini agar tak berlarut-larut, pihak Erwin meminta kepada Alex Prawira selaku Kapolres Payakumbuh, untuk melakukan upaya damai dan mediasi kepada kedua belah pihak, dan upaya itupun dapat dicapai pada hari Sabtu, 23 Juli 2022.
Mediasi membuahkan hasi positif sesuai dengan yang diharapkan, ditandai dengan pencabutan laporan pengaduan kedua belah pihak tanpa syarat serta dengan di tanda tangannya berita acara perdamaian pada hari Senin 25 Juli 2022.
Namun diluar dugaan, tanpa malu dan rasa bersalah, berselang 2 hari (dari Sabtu ke Senin) pihak Erwin “mengingkari” kesepakatan dengan kembali menyertakan beberapa syarat yang jelas-jelas pada hari Sabtu (23/07) sudah disepakati bersama, yang berbunyi tanpa syarat dan tidak akan mengungkit ungkit lagi siapa yang salah dan siapa yang benar.
“Terang saja saya sebagai salah satu pihak yang ketika itu sudah sepakat dihadapan Bapak Kapolres menjadi malu dan tidak bisa terima atas sikap dan keputusan yang ditunjukan oleh Erwin ini, lalu apa artinya dia meminta Kapolres untuk memediasi? Ya tau begitu saya tidak mau lagi, sekarang saya minta kepada pihak berwenang untuk tetap lanjut saja,” tutur DJ.
Disamping itu DJ sangat berterima kasih dan mengapresiasi upaya Bapak Kapolres Payakumbuh yang sudah secara maksimal dari awal memediasi polemik ini menjadi terwujud. DJ menyampaikan permohonan maaf jika upaya yang dilakukan Kapolres mentah kembali.
"Saya sangat menyayangkan Erwin Yunaz sebagai Wakil Kepala Daerah tidak gentleman dan profesional dalam menghadapi masalah ini. Polemik yang sudah memasuki tahap mediasi di Polres, justru malah kembali mentah, dan berkoar di media dengan memutar balikkan fakta," imbuh DJ.
Ditambahkan, bukannya penyelesaian yang didapat tentu hal tersebut akan semakin membuat disparitas antara pengadu dan teradu semakin melebar, ibaratnya titik temu akan beranjak semakin jauh.
“Padahal dengan disaksikan bapak Kapolres, kita sudah menyepakati untuk damai, tapi ibarat malam sudah masak, paginya mentah. Saya salut Erwin ini sangat lihai memainkan drama,” tukuk DJ. (All)
0 Komentar