Jakarta,Suaraperjuangan.id - Ketua Umum Setya Kita Pancasila Andreas Sumual meminta Pemerintah mesti melindungi rakyatnya Oleh karena itu kami meminta pemerintah mengambil keputusan tegas dan frontal terhadap kemenkes dan BPOM, serta mengadili mereka akibat kelalaian dan beredarnya obat maut yang merenggut nyawa daripada ratusan anak di Indonesia ,yang angkanya terus bertambah,Sabtu (5/11/2022).
Selain itu Andreas Sumual mengatakan, Pemerintah juga mesti memanggil para produsen obat obatan itu, dan meminta keterangan mereka bagaimana sertifikasi dari uji kelayakan dan sarat edarnya itu bisa keluar dan beredar bebas dimanapun, tegasnya.
Pemerintah mesti membentuk pansus atau timsus penyelidikan untuk menyelidiki semua pabrik obat, dari uji kelayakan obat dan uji klinis kelayakan mesin dan uji tenaga ahli para pembuat obat sistem peredaran obat,ucapnya.
Pemerintah sudah sewajarnya menyeret Menteri kesehatan kepala BPOM dan para produsen obat ke pengadilan dan meminta pertanggung jawaban dengan memberikan ganti rugi sebesar besarnya ke keluarga yang anak anaknya meninggal karena mengkonsumsi obat obat maut tersebut., "Karena lembaga lembaga inilah yang bertanggung jawab atas peredaran obat maut yang merenggut nyawa anak anak Indonesia begitu saja",katanya dengan nada kesal.
Kita juga minta kepolisian bekerjasama dengan tim ahli obat obatan IDI dan kedokteran TNI, DPR RI dan menggandeng semua laboratorium ada di Indonesia dan para ahli mesin pembuat obat
Untuk bersama sama menyelidiki hal ini lewat pansus atau timsus yang dibentuk dari elemen diatas. Guna untuk penyelidikan menyeluruh terkait kasus obat maut tersebut.
"Pemerintah mesti menggaransi dan memastikan bahwa semua obat obatan aman terkendali",tegas Andreas.
Selaku masyarakat apabila tidak dipecat menteri kesehatan dan kepala BPOM serta tidak adanya penyelidikan terintegrasi, dan garansi keamanan dari pemerintah terbit sesuai dengan prosedural standarisasi WHO, maka kami tidak percaya akan semua obat obatan pabrik yang beredar di Indonesia.Pungkas Ketua Umum Setya Kita Pancasila Andreas Sumual.
(Redaksi)
0 Komentar