JAKARTA,SUARAPERJUANGAN.ID - Menko Polhukam Mahfud MD berkomentar isu setoran uang miliaran rupiah dari hasil pengepulan ilegal penambangan batu bara ke Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto. Dikatakannya, isu tersebut sudah diralat Ismail Bolong mantan anggota Polresta Samarinda, Kalimantan Timur.
"Terkait video Ismail Bolong bahwa dirinya pernah menyetor uang miliaran rupiah kepada Kabareskrim, maka setelah diributkan, Ismail Bolong meralat dan mengklarifikasi," kata Mahfud MD kepada wartawan, Minggu (6/11/2022).
Dikatakan Mahfud, Ismail Bolong mengaku videonya itu dibuat atas tekanan Brigjen Hendra Kurniawan yang kala itu menjabat sebagai Karo Paminal Divpropam Polri.
"Sudah dibantah sendiri oleh Ismail Bolong. Katanya sih waktu membuatnya Pebruari 2022 atas tekanan Hendra Kurniawan. Kemudian Juni dia minta pensiun dini dan dinyatakan pensiun per 1 Juli 2022," tuturnya.
Mahfud mengatakan isu mafia tambang sejatinya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Pada tahun 2013 lalu, Abraham Samad yang kala itu menjabat sebagai Ketua KPK mengatakan bahwa andai korupsi di bidang tambang bisa diberantas, maka Indonesia bisa terbebas dari utang.
Ismail Bolong meminta maaf kepada Kabareskrim Mabes Polri Komjen Agus Andrianto. Dia mengaku diintimidasi oleh oknum Brigadir Jenderal Polisi di salah satu kamar Hotel di Balik Papan.
Dalam tayangan Youtube tribunnews, Sabtu (5/11/2022) dinihari, pria menyebutkan bernama Ismail Bolong mengaku minta maaf kepada Kabareskrim Mabes Polri Komjen Agus Andrianto.
Ismail dalam tayang youtube tersebut terdengar menjawab pertanyaan seorang pribadi. Mantan Polisi yang mengundurkan diri Juli 2022 itu mengaku, testimoni dia yang viral direkam Paminal Mabes.
“Seingat saya direkam oleh Pak Bambang. Pak Hendra, kamu harus bicara ini. Bahwa kamu memberikan uang pada Kabareskrim. Diancam dibawa ke Mabes Polri kalau saya enggak baca testimoni. Artinya dibawa diperiksa ke Mabes. Saya tertekan saat itu,” katanya dalam tayangan video itu.
“Melihat pada saat membaca testemoni itu kan salah salah terus. Ini sudah disodorkan teks untuk membaca testemoni. Itu tulisan tangan. Ditulis Paminal Mabes Polri dari Jakarta,” katanya.
Ismail meminta maaf pada Komjen Agus Andrianto karena dia tak kenal dan tak pernah memberikan uang. “Mohon maaf pada Kabareskrim, ini kejadian ini tidak benar. Saya ditekan melalui Pak Hendra,” katanya.
Ditanya pria dalam tayangan video, Ismail mengaku mengajukan pensiun pada Bulan April 2022 dan disetujui Bulan Juli 2022. Dia jelaskannya, rekaman dibuat pada Februari 2022 yang dibuat oleh 6 orang di salah satu Hotel di Balik Papan.
“Situasi ini saya merasa terancam. Saya melakukan pensiun dini. Saya kaget dengan berita viral ini. Padahal kejadian Bulan 2. Mengapa pas ada sidang Sambo baru keluar berita ini. Dalam hal ini saya klarifikasi berita ini tidak benar. Saya dalam tekanan dari Paminal Mabes untuk membaca testimoni,” katanya menjawab pertanyaan pria dalam tayangan video itu.
Menyikapi fitnah pada Komjen Agus Andrianto ini, Pengurus LP3 Hafifuddin, Sabtu (5/11/2022) dinihari meminta, polisi segera mengusut tuntas semua orang yang terlibat dalam skenario yang mencemar institusi Polri itu agar para polisi baik tak terganggu menjalankan tugasnya.
“Usut tuntas. Pidanakan. Karena jangan sampai atas isu murahan ini, polisi baik tak konsen bekerja. Mungkin ini efek ketegasan Kabareskrim. Jadi yang ditindak berupaya mencari cari cara untuk menjatuhkan marwah individu mantan Kapolda Sumut ini,” kata Aktivis vokal ini. (sp)
0 Komentar