MEDAN, SUARAPERJUANGAN.ID - DPW Mahasiswa LIRA (MAHALI) Sumut meminta polisi mengusut Pengadaan ratusan ton solar industri (B30) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Unit Medan Belawan dengan nilai Rp. 2 sampai Rp. 4 miliaran setiap bulannya sejak tahun 2021 sampai tahun 2023.
“Polisi diminta mengusut dugaan persengkolan pengadaan ratusan ton perbulan Solar Industri di PT KPBN Unit Belawan karena diduga dipasok perusahaan bukan penyalur PT Pertamina Parta Niaga Region I. Usut juga sumber dan standart mutu solar. Jika tak standar jelas mengakibatkan rusaknya mesin produksi dan industri anak perusahaan PTPN III (Persero) ini,” pinta Ketua Umum DPW MAHALI Sumut Aji Lingga SH, Senin (16/1/2023) di Medan.
Dijelaskan Aji Lingga SH, dari data penyalur PT Pertamina Parta Niaga Region I dengan wilayah NAD-Sumut tak tertera nama penyalur Solar Industri ke PT KPBN Unit Belawan yakni PT Bumi Alam Lestari Perkasa dan PT Satria Arya Gupta.
“Dari 72 Penyalur PT Pertamina Patra Niaga di Region I, tak tertera nama PT Bumi Alam Lestari Perkasa dan PT Satria Arya Gupta sebagai Mitra Kerja. Sementara, data diterima kedua perusahaan tersebut pemasok Solar Industri ke PT KPBN Unit Belawan. Diduga ada persekongkolan dalam lelang pengadaan solar dan mutu solar yang tak standar akan berdampak buruk pada mesin pengguna BBM itu,” tegasnya.
Aji Lingga juga mengultimatum, PT Pertamina Patra Niaga juga harus jeput bola dalam mengawasi beredarnya BBM yang dipasok menjadi Solar Industri ke perusahaan plat merah dan perusahaan swasta padahal bukan mitra kerja yang diduga produk solar dari hasil yang perlu dipertanyakan keabsahannya.
“Selain polisi, PT Pertamina Patra Niaga juga harus kejar bola. Masak bertahun ada perusahaan plat merah dipasok Solar Industri dari bukan penyalur PT Pertamina Patra Niaga didiamkan. Awasi dan tindak dong, kalau terbukti sumber BBM dari sesuatu yang tak sah,” tegasnya.
Sementara manajemen PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut tak bisa diminta komentarnya. Konfirmasi wartawan, Senin (16/1/2022) dengan 2 staff Area Manager Comm,Rel & CSR tak memberikan info jelas. Kedua staff mengaku bernama Zaky dan Natalie tak mau keterangaannya dikutip dengan alasan bukan kewenangan mereka.
Zaky meminta wartawan menyampaikan materi konfirmasi via Whats App dan akan diteruskan kepada Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria yang saat itu tak berada di tempat.
Mendadak Kabur
Sementara General Manager PT KPBN Unit Belawan AM Sinaga yang disambangi media, Senin (16/1/2023) siang ke ruang kerjanya, mendadak kabur. Awalnya GM perusahan plat merah ini terlihat mengerjakan sesuatu di meja kerjanya, namun saat disampaikan izin konfirmasi ke staff nya, sang General Manager mendadak keluar ruangan melalui pintu lain.
Hingga berita ini ditayangkan, konfirmasi langsung dan pesan Whats App serta sambungan ponsel ke General Manager PT KPBN Unit Belawan AM Sinaga tak mendapatkan balasan.
Diberitakan sebelumnya, Pengadaan Solar Industri ke PT KPBN Unit Belawan yang terendus miring menjadi topik pemberitaan media ini. Ada info-info miring yang diperoleh atas pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diadakan dalam tender pengadaan solar industri B30 di PT KPBN yang berstatus anak perusahan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Informasi ini akan ditelusuri media kebenarannya.
Sumber wartawan, Jumat (13/01/2023) memaparkan, terjadi dugaan persekongkolan di PT KPBN Unit Belawan dengan pola memenangkan perusahaan mitra pengadaan ratusan ton solar industri yang bukan penyalur yang terdaftar di PT Pertamina Patra Niaga Regional I.
“PT KPBN Unit Belawan memenangkan perusahaan pengadaan ratusan ton solar indutri yang bukan perusahaan penyalur PT Pertamina Patra Niaga. Cek ajalah bang. Tahun 2021 sampai tahun 2022, perusahaan pengadaan solar industri di PT KPBN adalah PT BALP (disingkat,red). Tender pengadaan solar di KPBN Unit Belawan dilakukan 1 bulan sekali bang,” ujar sumber yang namanya enggan ditulis.
PT BALP disebut sumber, merupakan perusahaan pengadaan solar industri di PT KPBN sejak tahun 2021 hingga tahun 2022 dan selanjutnya pada Januri 2023, PT Satria Arya Gupta menjadi rekanan pengadaan solar industri di perusahaan plat merah itu.
Data diterima wartawan dari sumber, Pengadaan 197 Ton Solar di Bulan Desember 2022 awalnya dimenangkan PT ARB (disingkat) dengan selisih Penawaran dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS) senilai -9,26 (minus sembilan koma dua puluh enam).
Namun entah bagaimana, meski kontrak telah diteken oleh manajemen PT KPBN ke direksi PT ARB, malah Penyalur resmi PT Pertamina Patra Niaga wilayah Region I ini keok dan PT BALP kembali menjadi winner hingga PT KPBN kembali menerima pengadaan solar industri dari PT BALP yang diduga tak terdata menjadi penyalur resmi PT Pertamina Patra Niaga wilayah Region I.
Berdasarkan screenshot tampilan windows excel yang diterima wartawan, Kamis (13/1/2023) terpapar foto layar monitor yang memuat tabel ‘Pengadaan Bahan Bakar Solar Industri B30 Sebanyak 197.000 Liter di PT PKBN Unit Belawan’.
Dalam tabel diterangkan dengan 4 kolom yakni ‘NAMA PERUSAHAAN’, Nilai Penawaran/Diskon dalam %, Harga Perkiraan Sendiri (KPS)/Diskon/% dan Selisih Penawaran dengan HPS/%.
Dalam tabel ini dipaparkan rincian dalam urutan yakni : 1. Nama Perusahaan : PT Bumi Alam Lestari Perkasa, Nilai Penawaran/ Diskon 40,30 %, HPS/Diskon 32,74 %, Selisih Penawaran dengan HPS -7,56 %, 2. Nama Perusahaan : PT Satria Arya Gupta, Nilai Penawaran/ Diskon 38,20 %, HPS/Diskon 32,74 %, Selisih Penawaran dengan HPS -5,46 %.
Selanjutnya di nomor urut 3 dan 4 : Nama Perusahaan : PT Kaharutama dan PT Wirastama Abadi pada Nilai Penawaran/ Diskon, HPS/Diskon dan Selisih Penawaran dengan HPS tercatat nihil dan 0,00. Di nomor 5, Nama Perusahaan : PT Anugerah Restu Bumi, Nilai Penawaran/ Diskon 40,00 %, HPS/Diskon 32,74 %, Selisih Penawaran dengan HPS -9,26 %.
Bila mengacu, dalam tabel PT Anugerah Restu Bumi yang menjadi pemenang tender pengadaaan 197 ton solar di PT KPBN Unit Belawan. Namun disebut sumber, duduga meski telah menandatangani kontrak, PT ARB hanya 1 kali mengisi solar ke PT KPBN dan kontrak pengadaan solar industri di perusahaan plat merah ini beralih ke PT BALP.
Searching media di laman PT Pertamina Parta Niaga di laman website : pertaminapatraniaga.com, Jumat (13/1/2023) di laman banner tampil halaman Kapasitas Kilang Pertamina dalam Tabel tercatat 72 Perusahaan Penyalur dengan region I yang mencakup NAD-SUMUT, SUMBAR-RIAU, SUMBAGSEL dan BATAM. Tak terlihat nama PT BALP, PT Satria Arya Gupta dan PT Wirastama Abadi.
Dalam tabel tersebut hanya tertera di urut 57 dan 58 tertera nama PT Kaharutama dengan Manajemen Region I Wilayah Penyalur NAD-SUMUT dan SUMBAR-RIAU serta tabel nomor 62 dan 63 tertera nama PT Anugerah Restu Bumi dengan Manajemen Region I Wilayah Penyalur NAD-SUMUT dan SUMBAGSEL.
Manajemen PT Satria Arya Gupta bernama Wulandari, Sabtu (14/1/2023) yang dihubungi ke gudangnya di Jalan Paku Medan Marelan tak berada ditempat. Namun dalam konfirmasi via Whats App nya, dia mengaku dia tak memiliki hubungan dengan PT BALP. Dia menganjurkan wartawan menghubungi Lawyernya bernama Andre sembari mengirimkan nomor ponselnya.
“Oh bkn. Ini saya satria arya gupta. Klo ada permasalahan, berhubungan dgn lawyer saya aja,” balasnya singkat saat dikonfirmasi informasi benar atau tidaknya PT BALP miliknya atau dikelolanya di tahun 2021 s/d 2022. (SP)
0 Komentar