Medan, Suaraperjuangan.id - Sejak awal kepemimpinannya, Wali Kota Medan Bobby Nasution telah menetapkan bidang kesehatan menjadi salah satu program prioritas untuk ditangani. Sebab, menantu Presiden RI Joko Widodo ini menyadari jika sektor kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Terkait itu, suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu ini selalu menekankan kepada seluruh jajaran di lingkungan Pemko Medan, terutama yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sehingga masyarakat benar-benar merasa terlayani.
“Kita ini pelayan masyarakat. Saya tidak mau lagi mendengar ada pegawai rumah sakit atau puskesmas yang marah-marah kepada masyarakat. Orang yang datang untuk berobat, tidak hanya sekedar untuk mendapatkan obat secara medis, tapi juga obat penawar. Apa itu? Keramahan, ketelitian dan kesabaran kita dalam melayani,” kata Bobby Nasution baru-baru ini.
Tidak itu saja, sebagai upaya peningkatan kesehatan derajat kesehatan masyarakat, terutama warga kurang mampu, orang nomor satu di Pemko Medan ini juga telah meluncurkan program Universal Health Coverage (UHC) Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) terhitung 1 Desember 2022. Lewat kehadiran program tersebut, masyarakat kini merasakan pelayanan kesehatan yang semakin baik.
Bagi masyarakat yang kurang mampu dan belum tercover BPJS Kesehatan, mereka tetap dapat berobat baik di rumah sakit pemerintah maupun swasta yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan serta di seluruh puskesmas di Kota Medan cukup dengan menggunakan KTP. Kebijakan yang dilakukan Bobby Nasution ini pun telah dirasakan manfaatnya bagi warga kurang mampu.
Di Rumah Sakit Delima di Kecamatan Medan Labuhan misalnya, telah melayani Erawati yang akan menjalani persalinan dengan baik meski menggunakan KTP. Bahkan, warga kurang mampu yang bermukim di Jalan Young Panah Hijau ini pun menjalani operasi Caesar sehingga anaknya berjenis kelamin laki-laki itu lahir sehat dengan selamat.
Pelayanan terbaik pun diberikan puskesmas kepada warga yang berobat menggunakan KTP. Malah saat jam istirahat tiba, pihak puskesmas tetap melayani warga kurang mampu yang datang berobat dengan baik. Hal ini bisa dilihat di Puskesmas Tegal Sari di Kecamatan Medan, sejak buka pukul 08.00 WIB, pihak puskesmas terus melayani masyarakat yang datang berobat hingga tutup sekitar pukul 15.00 WIB.
Dosen Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) Destanul Aulia SKM MBA MEC PhD, menyambut positif adanya program UHC JKMB di Kota Medan. Destanul mengungkapkan, jika UHC memiliki tujuan terciptanya equity (keadilan). Artinya, pemerataan akses bagi siapa pun.
“Nah, sekarang Medan sebagai kota yang dinyatakan sudah UHC, menunjukkan bahwa semua masyarakat Kota Medan sudah terjamin hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang merupakan hak asasi manusia,” bilang Destanul saat dihubungi, Senin (21/2).
Destanul menambahkan, jika apa yang menjadi tagline dan semangat Bobby Nasution lewat kolaborasi, imbuhnya, harus diresapi dan menjadi mindset utama seluruh jajaran, terutama tenaga kesehatan di Kota Medan. Sebab, dengan kolaborasi akan terintegrasi lah pelayanan kesehatan tersebut.
“Jadi, betul lah semangat kolaborasi yang diusung Pak Wali itu agar mengakar ke semuanya, termasuk ke masyarakat Kota Medan. Kalau itu sudah jadi prinsip kita, maka dengan kata lain semua bisa memainkan perannya, pemerintah, masyarakat, akademisi dan seluruh lapisan masyarakat,” imbuhnya.(SP/Fi).
“Kita ini pelayan masyarakat. Saya tidak mau lagi mendengar ada pegawai rumah sakit atau puskesmas yang marah-marah kepada masyarakat. Orang yang datang untuk berobat, tidak hanya sekedar untuk mendapatkan obat secara medis, tapi juga obat penawar. Apa itu? Keramahan, ketelitian dan kesabaran kita dalam melayani,” kata Bobby Nasution baru-baru ini.
Tidak itu saja, sebagai upaya peningkatan kesehatan derajat kesehatan masyarakat, terutama warga kurang mampu, orang nomor satu di Pemko Medan ini juga telah meluncurkan program Universal Health Coverage (UHC) Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) terhitung 1 Desember 2022. Lewat kehadiran program tersebut, masyarakat kini merasakan pelayanan kesehatan yang semakin baik.
Bagi masyarakat yang kurang mampu dan belum tercover BPJS Kesehatan, mereka tetap dapat berobat baik di rumah sakit pemerintah maupun swasta yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan serta di seluruh puskesmas di Kota Medan cukup dengan menggunakan KTP. Kebijakan yang dilakukan Bobby Nasution ini pun telah dirasakan manfaatnya bagi warga kurang mampu.
Di Rumah Sakit Delima di Kecamatan Medan Labuhan misalnya, telah melayani Erawati yang akan menjalani persalinan dengan baik meski menggunakan KTP. Bahkan, warga kurang mampu yang bermukim di Jalan Young Panah Hijau ini pun menjalani operasi Caesar sehingga anaknya berjenis kelamin laki-laki itu lahir sehat dengan selamat.
Pelayanan terbaik pun diberikan puskesmas kepada warga yang berobat menggunakan KTP. Malah saat jam istirahat tiba, pihak puskesmas tetap melayani warga kurang mampu yang datang berobat dengan baik. Hal ini bisa dilihat di Puskesmas Tegal Sari di Kecamatan Medan, sejak buka pukul 08.00 WIB, pihak puskesmas terus melayani masyarakat yang datang berobat hingga tutup sekitar pukul 15.00 WIB.
Dosen Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) Destanul Aulia SKM MBA MEC PhD, menyambut positif adanya program UHC JKMB di Kota Medan. Destanul mengungkapkan, jika UHC memiliki tujuan terciptanya equity (keadilan). Artinya, pemerataan akses bagi siapa pun.
“Nah, sekarang Medan sebagai kota yang dinyatakan sudah UHC, menunjukkan bahwa semua masyarakat Kota Medan sudah terjamin hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang merupakan hak asasi manusia,” bilang Destanul saat dihubungi, Senin (21/2).
Destanul menambahkan, jika apa yang menjadi tagline dan semangat Bobby Nasution lewat kolaborasi, imbuhnya, harus diresapi dan menjadi mindset utama seluruh jajaran, terutama tenaga kesehatan di Kota Medan. Sebab, dengan kolaborasi akan terintegrasi lah pelayanan kesehatan tersebut.
“Jadi, betul lah semangat kolaborasi yang diusung Pak Wali itu agar mengakar ke semuanya, termasuk ke masyarakat Kota Medan. Kalau itu sudah jadi prinsip kita, maka dengan kata lain semua bisa memainkan perannya, pemerintah, masyarakat, akademisi dan seluruh lapisan masyarakat,” imbuhnya.(SP/Fi).
0 Komentar