MEDAN, SUARAPERJUANGAN.ID - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo melalui Pelindo Regional 1 dan Sub Holding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) konsisten membuktikan komitmennya mencegah korupsi untuk menyahuti rangkaian Roadshow Bus Antikorupsi sektor kepelabuhanan lewat gelaran kegiatan 'Sosialisasi dan FGD Program National Logistics Ecosystem (NLE) dan Platform JAGA Sektor Pelabuhan' yang dinisiasi Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK), pada Rabu, 25 Oktober 2023 di Grha Pelindo Belawan.
Terpilihnya Belawan dalam gelaran kegiatan sosialisasi ini juga menjadi pembuktian Pelindo mewujudkan pelabuhan bebas korupsi dengan serangkaian upaya menghadirkan program-program digitalisasi yang teriplementasi ke seluruh lingkup Pelindo Group.
Direktur Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK Herda Helmijaya mengungkapkan, sektor pelabuhan memegang peranan yang sangat penting dalam ekosistem perekonomian dan kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pembenahan sektor pelabuhan dinilai penting. Dia juga menyebutkan, memilih Belawan karena merupakan pelabuhan yang paling maju. “Pelabuhan Belawan secara aktif sudah melakukan gerakan-gerakan perbaikan dalam memberikan pelayanannya sejak tahun 2018, dilihat juga dari penerapan NLE, Belawan telah melaksanakan 8 indikator penerapan NLE, dan sekarang pemerintah membuatnya jadi lebih sistemik, di bawah komando kementerian investasi langsung,” ungkap Herda.
Terkait itu Regional Head 1 PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Yarham Harid menerangkan, sebagai bentuk komitmen, seluruh Pelindo Group telah melaksanakan pelayanan berbasis IT di Pelabuhan, mulai dari pelayanan kapal, barang, juga container.
“Upaya kami dalam peningkatan pelayanan memiliki dua poin, yakni standarisasi dan sistemisasi operasi, dan peningkatan fasilitas pelayanan, dan hampir 100 persen pelayanan dilakukan secara digital. Artinya tidak perlu lagi face to face, tapi by system, dan program yang sedang berjalan diantaranya adalah perluasan program STID, Auto Gate dan SIMON TKBM ke Multi Terminal, Improvement TOS yang sedang atau di Pelabuhan belawan,” beber Yarham.
Senada itu, Direktur Operasi SPMT Arif Rusman Yulianto, menambahkan bahwa Pelindo Multi Terminal juga telah menerapkan digitalisasi sebagai upaya pencegahan sekaligus peningkatan kualitas layanan melalui PTOS-M yang sudah diresmikan langsung oleh Menteri Perhubungan.
Sementara itu Direktur Pengelolaan Layanan, Data dan Kemitraan LNSW, Ircham Habib menekankan, dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya logistik, pemerintah telah mengembangkan National Logistics Ecosystem (NLE).
“NLE merupakan sebuah platform digital layanan logistik dari hulu (kedatangan kapal) hingga hilir (warehouse/pabrik) dengan memfasilitasi kolaborasi Kementerian/Lembaga, perusahaan terkait, serta pelaku logistik. Selain memangkas biaya logistik, proses digitalisasi pada platform NLE secara tidak langsung juga diharapkan dapat menutup celah terjadinya korupsi pada ekosistem logistik di Indonesia, dan sampai saat ini sudah 46 pelabuhan yang digitalisasi melalu NLE, dan Belawan merupakan pelabuhan terbesar kelima dari 46 pelabuhan itu,” bilang Icrham.
Tak terkecuali juga pihak Operator Pelabuhan yang memegang peranan yang sangat penting dalam upaya cegah korupsi di sektor kepelabuhan karena selama ini selalu bersentuhan dengan pengguna layanan kepelabuhan.
Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Belawan, Rivolindo menuturkan upaya pencegahan korupsi merupakan arahan dari Stranas PK yang tujuannya untuk melakukan perbaikan. “Dari sisi layanan sebagai upaya mencegah korupsi, semua sudah diberikan catatan-catatanya. Kita tinggal melaksanakan perubahan itu, dan terpenting adalah kita komitmen untuk mencegah korupsi dari hulu dan hilir,” terang Rivolindo.
Dalam mendukung upaya perbaikan layanan serta upaya meminimalisir adanya potensi pungli, Pelindo juga melakukan digitalisasi layanan operasional untuk beberapa layanan melalui implementasi system layanan operasional yaitu melalui implementasi Sistem Layanan Peti Kemas (Palapa), Sistem Layanan Non Peti Kemas (PTOS-M), dan Sistem Layanan Kapal (Phinnisi).
Selain itu, dilakukan juga digitalisasi dari sisi interface dengan customer sehingga saat ini seluruh transaksi dilakukan secara online, cashless, dan real time. Langkah strategis ini juga dilakukan dalam rangka optimalisasi pendapatan negara dan melakukan pencegahan terhadap tindak korupsi.
Selain itu, Pelindo juga mengimplementasikan sistem Whistle Blowing System (WBS) untuk melaporkan potensi tindakan curang dan korupsi bagi seluruh stakeholder yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran. Melalui sistem ini, Pelindo dapat menjadi perseroan yang lebih baik dan mempunyai daya saing baik di tingkat nasional dan internasional.
0 Komentar