Petugas Sampah di Medan Polonia Jerit 7 Bulan Tak Dapat Uang Minyak: Duit Kami Kemana?


MEDAN, Suaraperjuangan.com
– Sudah tujuh bulan para petugas pengangkut sampah di Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, bekerja tanpa menerima uang bahan bakar minyak (BBM). Tak kuat menahan beban operasional yang terus ditanggung pribadi, suara protes pun mulai bergema.

Namun yang lebih mengejutkan, muncul dugaan bahwa uang BBM petugas tersebut bukan tak cair – melainkan ditahan.

Menurut informasi yang diterima dari sumber terpercaya, uang BBM sebenarnya sudah dianggarkan dan semestinya disalurkan setiap awal bulan oleh Kasi Sarpras Kecamatan Medan Polonia selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Para petugas juga disebut selalu menyertakan struk pembelian BBM sebagai bukti pertanggung-jawaban.

“Tapi kenyataannya uang itu nggak pernah sampai ke kami selama tujuh bulan. Padahal kami sudah pakai duit sendiri tiap hari isi minyak becak sampah,” ungkap salah seorang petugas yang meminta identitasnya disamarkan.

Lebih lanjut, sang sumber menyebutkan, Kasi Sarpras terindikasi menahan uang tersebut bukan tanpa alasan. “Ada dugaan uang BBM itu dipakai untuk menyokong kepentingan pribadi. Rumornya, untuk biaya lobi agar bisa naik jadi calon sekretaris camat (sekcam),” ujarnya.

Isu yang berkembang menyebutkan, Kasi Sarpras dan calon camat di kecamatan tersebut sudah satu paket untuk naik jabatan. “Kalau benar seperti itu, ini bukan cuma soal hak petugas yang dikorup, tapi sudah menyangkut penyalahgunaan jabatan untuk ambisi pribadi,” kata warga setempat yang mengikuti perkembangan isu ini.

Kepala UPT Kebersihan Medan Polonia, Efrin Sinaga, sebelumnya membenarkan, ada keterlambatan pembayaran uang BBM. Namun ia belum merespons soal dugaan penggelapan atau keterlibatan oknum PPTK.

“Kami sudah sampaikan kondisi ini ke dinas. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diselesaikan,” kata Efrin saat dikonfirmasi sebelumnya.

Sementara itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan ini. Upaya konfirmasi lebih lanjut masih terus dilakukan.

Para petugas berharap, bukan hanya uang mereka yang segera dibayarkan, tapi juga adanya tindakan tegas terhadap oknum yang bermain di belakang layar. “Kami cuma minta hak kami, dan kalau benar uang itu ditilep untuk ambisi jabatan, itu penghinaan bagi kerja keras kami tiap hari,” pungkas seorang petugas.(Red)

Posting Komentar

0 Komentar